Bali 101: Some Tips and Favorite Things to Try

Wednesday, April 19, 2017

Sanur Beach, 2015

Dulu sempet bikin postingan ala-ala tips tinggal di Bali, terus baru sadar postingan tersebut HILANG begitu saja.

Terinspirasi dari postingan Mba Lei tentang Bali travel guide (you must read it, seru!), aku bikin ulang dengan format yang berbeda biar lebih enak dibaca.

Daftar di bawah ini campur aduk antara tips dan facts tentang tinggal di Bali, serta rekomendasi tempat dan kegiatan favorit. Bisa juga buat yang udah sering ke Bali, tapi mau act like a local. Apapun itu, semoga berguna, ya!

P.S. Maap-maap, fotonya minim. Yang penting infonya, lah, ya :P

Panggilan:
1. Untuk bapak-bapak usia paruh baya (jauh lebih tua dari kalian), boleh panggil "pak".

2. Buat yang masih muda—nggak terlalu muda dari kita / nggak terlalu tua, boleh panggil "bli". "Bli" ini berarti kakak laki-laki, dan sebenarnya panggilan ini diperuntukkan kepada teman yang sudah kenal dekat. Namun, karena kebanyakan laki-laki di sana nggak suka dipanggil "mas" atau "bang" (karena menurut pengakuan temanku, "emang gue abang tukang bakso??), it's okay panggil mereka "bli".

3. Ada kakak laki-laki, ada kakak perempuan. Nah, sama dengan "bli", panggilan untuk perempuan yang nggak terlalu muda / nggak terlalu tua adalah "mbok". Kalo untuk ibu-ibu paruh baya, panggil aja "ibu".

4. Kalo denger orang manggil kamu "gek", itu artinya kamu cantik. "Gek" diambil dari kata "jegeg" yang berarti cantik. Pastinya ini untuk panggilan kepada perempuan yah! Aku dulu sempet dipanggil gek juga di tempat kerja, apakah itu berarti aku cantik? Bisa jadiii. Tapi kalo menurut penjelasan bosku dulu, "gek" bisa juga untuk anak perempuan paling besar di keluarga.

Transport: Seperti yang udah banyak diketahui, Bali itu minim sekali angkutan umumnya. Ada Trans Sarbagita, sih, namun sepertinya nggak begitu umum digunakan. Taksi nggak usah ditanya, karena bertebaran di mana-mana. Taksi online yang di-banned oleh masyarakat (namun sudah legal secara hukum) pun masih beroperasi sebenarnya. Gojek juga berjamur banget—walaupun disayangkan karena mereka jarang pake jaket dan helm perusahaan, sehingga sulit di-recognize di jalanan.

Tapiiii, amat sangat disarankan bagi yang menetap di Bali harus bisa mengendarai sepeda motor. Nilai plusnya banyak—parkir gampang, gampang nyelip kalo macet, bensin hemat, dll. Sejak tinggal di Bali, aku jadi lancar bawa motor di jalan raya. Awalnya pasti kagok, tapi harus berani soalnya kalo nggak... ya nggak kerja donggg. Bawa motor di Bali itu YES banget.

Cara berpakaian non-turis: Soalnya kadang males banget yaa dianggap turis *cih sombong* :P. Aku dan Andreas yang konon berwajah oriental, kalo ke tempat wisata yang turis banget, kami sering disapa "ni hao ni hao" sama penduduk pengeempat. Males aja, soalnya 'kan kami orang lokal. Buat yang nggak mau disangka turis, hindari memakai celana bali-balian yang biasa dibeli tempat belanja oleh-oleh. Kalo cowok yang mau pake buntung, kalo bisa jangan pake yang berlogo bir bintang. Pokoknya jangan pake outfits head to toe yang seolah-olah kalian baru keluar dari Krisna.

Cara berkomunikasi non-turis: Kalo bisa, ya, ngomong cas-cis-cus pake bahasa lokal. Aku sendiri nggak bisa (dan nggak paham), takutnya kalo sok ngomong malah keliatan begonya, kan. Jadi lebih baik main di logat atau aksen bicara aja. Bagi yang sering ke Bali dan mengenal aksen orang lokal di sana, pasti kebayang kayak apa. Bekal kerja di Starbucks dulu bareng temen-temen asli Bali, aku banyak belajar dari mereka juga.  Mayan, deh, kalo bungkus nasi babi bisa lah dikit-dikit, dan sukses lho. 

Warung makan favorit (halal): Warung Taman Bambu di Jalan Palawa, Seminyak (masuk gang persis setelah Warung Ocha). Siap-siap buncit!

Warung nasi babi guling favorit: Babi Guling Sari Kembar 99, di Teuku Umar Barat. Nggak tau kenapa warung ini jarang banget disebutkan namanya, padahal rame juga lho. Aku udah pernah coba Dobiel, Pak Malen, Candra dan warung lainnya yang biasa jadi favorit para turis, nggak ada yang mengalahkan Sari Kembar. Tapi ini selera pribadi, sih. It's okay kalo kita berbeda (yang penting makannya tetep sama teh botol... :P).

 Nasi babi Sari Kembar. Yang ini porsi 15 ribu. Kalo makan di tempat dapet supnya. Mayan banget, kan?

*Tips beli nasi babi atau nasi campur Bali: Di beberapa tempat kalangan turis, harga seporsi bisa mencapai 30-40 ribu rupiah. Kalo dibungkus, konon harganya lain lagi. Nahhh, supaya nggak diketok "harga turis", bisa langsung bilang, "Bu, bungkus satu 15 ribu (atau 20 ribu), ya!". di Sari Kembar dan Candra masih bisa kenyang dengan 15 ribu. Kapan-kapan boleh dicoba! 

Favorite breakfast/brunch places: Cosmic Diner, Sisterfields.
Menu favorit Cosmic Diner: All kinds of their breakfast menus and Pasta Meatballs. Alamakjangggg enaknyaaa *tiba-tiba laper*

 YUM!

Bonus recommended menu: Buttermilk Fried Chicken with buttered parmesan rice.  
Pilihannya nasi atau mashed potato. Buat yang doyan nasi, harus cobain, enaaak dan wangi banget. 

Menu favorit Sisterfields: Sisterfields Dirty Burger. Waktu itu makannya bagi dua, sih, sama temen. Terus nyesel... kenapa nggak pesen masing-masing HAHA.

Anyway, beberapa waktu lalu makan siang di Cosmic Diner cabang Lippo Mall Kuta, pas mau bayar ternyata bill kami dapet diskon 10%. Aku tanya dong, dalam rangka apa ini ada potongan, padahal bayarnya cash. Ternyataaa, jawaban waiter-nya bikin hati berbunga-bunga. Katanya, kami termasuk regular customer, so we deserve special discount. Wow, oke banget yah! Padahal nih, makan di cabang Lippo Mall Kuta jarang banget, masih lebih sering di Sunset Star—yang di mana nggak pernah dapet diskon (kecuali waktu mau pinjem lokasi untuk foto prewed, kami nggak dikenain charges atau minimal order, sih).

So, kalo emang doyan (dan ada budget!), boleh lah sering-sering biar dapet diskon. Macam orang lokal, deh!

Restoran seafood favorit di Jimbaran: Tak lain tak bukan, Intan Sari Cafe. Tapiiii nggak salah juga kok kalo mau nyobain yang lain, yah!

Baca review Intan Sari di sini.

Tempat dimsum favorit (non halal): Keluargaku nggak bisa berpaling hati dari dimsum restoran Pelangi Bali, di jalan Dewi Sri. Enak, nggak mahal, dan ada diskon untuk pemegang kartu BCA (CMIIW, soalnya udah lama juga nggak ke sana. Bulan Februari kemarin, sih, masih diskon). Menu ala carte-nya juga nggak kalah enak. Must try menu dimsumnya: hakau udang dan cheong fan chasiu.

Sori nggak punya rekomendasi tempat dimsum yang halal. Mungkin ada yang punya rekomendasi? (:

Favorite coffee from coffee shop: Sejujurnya aku masih jarang banget coffee shop hopping di Bali. Sejauh ini, kopi favorit yang must try Revolver Espresso, Seminyak. Andreas ketagihan banget ngopi di sana. Terus buat yang suka cold brew, cobain punyanya Bootstrap, deh. Selama ini aku beli via delivery order atau GO-MART. Kalo pengen langsung ke tempatnya, silakan cusss ke Canggu.


Favorite things to do:

1. Buat yang seneng kopi atau cuma pengen mengikuti kekinian (you choose!), aku rekomendasiin agro wisata di Bali Pulina. Seperti agro wisata pada umumnya, kita bakal diajak melihat cara proses pembuatan kopi Luwak sampai akhirnya layak dinikmati. Buat yang penasaran, monggo mampir ke postingan ini, yooo, buat lengkapnya.

2. Kalo udah ke Bali, pasti ke pantai. Kalo udah di pantai, biasanya ngapain hayooo? Ya banyak, sih, yah yang bisa dilakukan hahaha *lah kok ambigu sih?!*. Semuanya pasti serempak menjawab, liat sunset donggg.

Ada yang bilang bagus di Kuta, ada juga yang bilang di Jimbaran, atau mungkin di Uluwatu. Yang pasti nggak di Sanur, lah, ya. Di sana, sih, bagusnya lihat matahari terbit! Aku bukan penikmat sunset banget, cuma menurutku view sunset paling bagus itu diiiii.... semua lokasi! Hahahahaha. Ini tips macam apa coba??

Tapi serius, sunset di mana pun bagus asalkan didukung cuaca yang tidak mendung dan tidak berawan. Selama cerah, sunset pasti kelihatan. Cuma ya itu, jangan salah lokasi aja. Beberapa titik lokasi emang bukan tempat terbaik untuk lihat sunset.

 Sunset at Kuta Beach, 2014. Taken by Sastika.

3. Suka jogging atau jalan pagi ala-ala di pinggir pantai? Cobain, deh, jogging di pantai Double Six, Seminyak. Dulu kalau ada waktu, keluargaku seneng jalan pagi di sana. Waktu terbaik untuk jalan pagi sekitar jam 6-7, pokoknya sebelum mataharinya naik banget dan jadi panas. Habis jalan pagi, bisa sarapan cantik, deh!

4. Speaking of Double Six Beach, banyak kafe-kafe lucu berderetan di pantai. Yang terkenal, sih, La Plancha. Aku sendiri bukan drinker, jadi mau di spot/kafe/bar manapun oke, yang penting bisa asik nongki santai di pantai sambil baca buku or anything else. Tapi ya namanya kalo udah jadi tempat hits, pasti pengunjungnya lebih banyak. Jadi kalo emang pengen santai woles, pilihanku di K Resto (used to be ABC Cafe, they changed name) ajalah. Posisinya persis di sebelah kiri akses masuk pantai yang pertama. You can order beers and other beverages, kalo mau sambil ngemil, cobain BBQ drumsticks-nya, deh. Mayan enak.

5. Pengen ngerasain Bali yang sunyi senyap dan gelap gulita (bonusnya, bisa liat bintang-bintang di langit dengan mata telanjang!)? You may come during Nyepi day. Tapi jangan datang pas tanggal merahnya ya. Bandara tutup, sis! Datangnya 2-3 hari sebelum, biar sehari sebelum Nyepi, bisa liat arak-arakan ogoh-ogoh (warning: yang takut atau nggak kuat iman, tak usa nonton yah). Jangan lupa juga pantau hotel-hotel yang nawarin paket Nyepi seminggu sebelumnya biar nggak ketinggalan kayak eke bulan lalu.

Buat yang punya tips, info, rekomendasi dan lainnya, silakan komen di bawah, ya! Siapa tau ada yang punya info seru :D

11 comments:

  1. Wih asikkk post baru, I love it when you post more regularly! Very nice info gan hahaha agan I will say, kangen Bali banget!

    Btw kok aku ga inget ya pernah took that photo haha. Sering-sering ngepost lagi ya Mom mwah!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku nulisnya sambil ngulik folder foto di Bali waktu kamu dateng. Kangeeeeen! Kalo ke Bali lagi janjian ya, sist!

      Tenang aja, mami Josh is trying to be more productive at home, so hope there will be 1-2 post every week *ambisi jadi blogger femes!* Wish me luck! :D

      Delete
  2. jane...ini pas banget postingannya... nanti bulan agustus aku mau ke bali hahahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuih, seru banget mau liburan ke Bali yaa. Semoga berguna ci info-infonya :D

      Delete
  3. baru aku mau wa kamu, hahaha ada rencana mau ke bali nih hehehe :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo ada yang mau ditanyain feel free to WA me ci. Kalo bisa aku bantu, aku bantu (:

      Delete
  4. Apahhhh...masih ada nasi bagul seharga 15 ribu???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih ada banget ciii. Makanya kalo ke Bali lagi jangan lupa nyobain Sari Kembar yah!

      Delete
  5. Oemjiii salah banget baca post ini tengah malem! Please, aku jadi ngiler babi gulingnya hiksss 😭
    Oh ya ci, apa tips soal babi guling yang minta seporsi 15/20rb gitu, bisa diterapkan di tempat makan yang terkenal kayak di Pak Malen?
    Jadi kangen ke Bali, baru pernah sekali ke sana sih dan harusnya Mei kemarin bisa liburan di sana tapi karena covid jadi batal 😢
    Sedih soalnya udah ngiler babi guling huahahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, rasanya sih bisa-bisa aja. Soalnya adikku waktu masih awal-awal kuliah suka makan di Candra, dia langung ngomong bungkus 15ribu dan dikasih. Karena aku jarang makan di Malen, aku kurang tau apakah bisa juga di sana. Soalnya tiap kali ke sana pasti dibayarin HAHAHA 😂

      AKUPUN KANGEN BALI T_T harusnya dari selesai lebaran kemarin udah di sana hiks. Semoga si rona ini cepat hilang supaya kita bisa jalan-jalan dan makan bigul lagi ya!

      Delete
    2. Aah, nanti kalau aku ke sana lagi, mau coba tips dari cici ini aah. Terima kasih tipsnya ci 😆

      Beruntung sekali cici punya keluarga yang tinggal di sana jadi tiap saat ada alasan buat ke Bali huahahaha.

      Amin!! Semoga semua ini cepat selesai 😭

      Delete